Rabu, 10 Oktober 2012

Satelit Luar Angkasa ( satellite aquarius)



Satelit adalah benda yang mengelilingi planet dengan periode revolusi dan rotasi tertentu dan memiliki orbit peredaran sendiri. Orbit merupakan titik lintasan/jalur peredaran satelit dalam mengelilingi sebuah planet. Dalam orbit terdapat dua istilah, yaitu apogee (titik terjauh dengan bumi) dan perigee (titik terdekat dengan bumi).
Jenis satelit terbagi dua yaitu satelit alami dan satelit buatan. Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa alami yang mengorbit pada sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya. Salah satu contoh satelit alami yang dimiliki bumi adalah bulan. Sedangkan Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa dan beredar mengelilingi planet. Salah satu contoh satelit buatan yang dimiliki NASA adalah satelit Aquarius. Satelit buatan memiliki berbagai macam kegunaan seperti untuk tujuan telekomunikasi, mata-mata (militer), penelitian, pengamatan bumi dan benda-benda luar angkasa, dan sebagainya.
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
·         Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 - 1500km di atas permukaan bumi.
·         Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
·         Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan     Bumi.
·         Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
·         Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.


Orbit berikut adalah orbit khusus yang juga digunakan untuk mengkategorikan satelit:
  • Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar 63°.
  • Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengan inklinasi dan tinggi tertentu yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
  • Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub
Sesuai nama Dewa Laut dalam mitologi Yunani, wahana satelit terbaru NASA yang diberi nama Aquarius. NASA telah meluncurkan satelit Aquarius Satelite de Aplicaciones Científicas (SAC)-D pada 10 Juni 2011. Alat ini merekam foto berskala besar soal salinitas laut di seluruh dunia dan proses perubahan dari minggu ke minggu yang memengaruhi sirkulasi laut hingga siklus air global.Selama tahun lalu, instrumen telah mengirim kembali data yang menunjukkan sejumlah variasi mencolok dalams alinitas disamudera dan lautan. Selain mengamati semua samudera di dunia, satelit tersebut juga menunjukkan bahwa sungai-sungai terpanjang di dunia membawa sejumlah besar air tawar dari daratan dan menyebar jauh ke laut. Di daerah tropis, curah hujan ekstramem buat perairan khatulistiwa agak segar. Satelit secara teknis mengukur tingkat kecerahan dari lapisan kecil di atas perairan laut setebal hanya 0,4 inci (1 cm). Massa daratan cenderung lebih cerah daripada air, sehingga setiap pengukuran dekat pantai dipengaruhi kedekatannya dengan tanah.


Namun, insinyur NASA harus dapat memilah sinyal dalam data yang disebabkan tanah yang cerah dan mendapatkan ukuran sebenarnya dari salinitas diwilayah pesisir. "Dalam penelitian iklim dibutuhkan untuk memahami perubahan siklus air di Bumi yang mencakup curah hujan, penguapan, dan limpasan sungai berkaitan dengan sirkulasi laut dan iklim," Gary Lagerloef, peneliti utama Aquarius seperti dilansir mediaindonesia dari Livescience.

Tentunya, kerja satelit NASA ini cukup berat, karena dibutuhkan 300.000 pengukuran per bulan dengan tiga sensor. Selama melakukan misinya, Aquarius akan mengumpulkan data secara terus-menerus ketika terbang pada orbit dekat-kutub dan mengelilingi bumi 14-15 kali sehari. Sudut pandang instrumennya yang mencapai bentangan selebar 390 kilometer akan memasok peta global setiap tujuh hari. Data ini kemudian digabungkan untuk menghasilkan data bulanan yang lebih akurat selama misi berlangsung serta dirancang agar bisa jadi acuan minimal dalam jangka waktu tiga tahun. (National Geographic Indonesia/Agung Dwi Cahyadi)

Seluruh pergerakan satelit dipantau dari bumi atau yang lebih dikenal dengan stasiun pengendali. Cara kerja dari satelit yaitu dengan cara uplink dan downlink. Uplink yaitu transmisi yang dikirim dari bumi ke satelit, sedangkan downlink yaitu transmisi dari satelit ke stasiun bumi.
Komunikasi satelit pada dasarnya berfungsi sebagai repeater di langit. Satelit juga menggunakan transponders, yaitu sebuah alat untuk memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah. Umumnya komunikasi satelit menggunakan banyak tranponders. Contohnya Intelsat VIII menggunkan 44 transponders dapat mengakomodir 22.500 telepon sirkuit dan 3 channel TV, pada masa sekarang ini sampai bisa mengakomodir komunikasi di Asia dan Afrika.


Antena satelit sangat penting peranannya dalam jaringan komunikasi satelit. Karena benda yang ini berfungsi sebagai penerima transimisi di setiap kawasan di dunia. Sedangkan satellite spacing (penempatan satelit) digunakan agar dalam melakukan transmisi lebih mudah berdasarkan kawasannya.
Sedangkan power system yang digunakan oleh satelit diperoleh melalui sinar matahari yang diubah ke bentuk listrik yang menggunakan Sel surya (Solar cells). Selain itu, satelit juga dilengkapi dengan sumber tenaga yang berdurasi 12 tahun yang merupakan bahan bakarnya agar dapat beroperasi.
Pertanyaan yang pertama muncul tentu adalah, bagaimana caranya agar suatu satelit dapat berputar pada orbitnya tanpa jatuh ke bumi.Bumi dan satelit dapat dianggap sebagai 2 partikel yang saling tarik menarik satu sama lain, sesuai dengan hukum gaya tarik menarik antara 2 massa yg besarnya dapat dinyatakan sebagai berikut:
F1 = k m1 m2 / ( R+h )2
Dimana:
F1 = gaya tarik menarik
k = konstanta Gauss = 0,01720209895
m1 = massa bumi
m2 = massa satelit
R = radius bumi
h = tinggi satelit dari permukaan bumi

Aga r supaya satelit dapat berputar terus pada orbitnya tanpa jatuh ke bumi, maka harus ada satu gaya lain yang bekerja pada satelit, sehingga terjadi keseimbangan antara gaya tarik menarik F1 dan gaya tersebut, yakni gaya sentrifugal yang besarnya adalah :
F2 = m2 v2 / ( R+h )

F2 = gaya sentrifugal
m2 = massa satelit
v = kecepatan satelit mengelilingi bumi
R = radius bumi
h = tinggi satelit dari permukaan bumi

Dengan Menyamakan F1=F2 dan memasukan semua variabel yang kita ketahui. Maka kita dapat menentukan tinggi Satelit yang pas dari permukaan bumi..
karena dua gaya yang berkerja sama besar mengakibatkan satelit yang mengelilingi bumi tidak akan jatuh.



Sumber :
http://merapimedia.blogspot.com/2011_04_10_archive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar