Benarkah hewan buas juga mempunyai loyalitas dan ingatan terhadap
majikannya? kelihatannya iya. Pada tahun 70-an,seekor singa bernama
Christian berhasil menggemparkan dunia dengan kisahnya. Kejadian ini
nyata membuktikan bahwa seekor singa juga mempunyai perasaan yang sama
seperti manusia. Mereka juga mempunyai memory, kasih sayang, cinta, rasa
rindu, dan kesetiaan.
Kisah ini mengajak kita untuk lebih menghargai arti dari persahabatan yang sesungguhnya.
Christian,adalah
seekor singa yang menjadi korban kejahatan pemburu gelap yang kemudian
diperdagangkan di blackmarket. Sedangkan nasib ibu atau saudara
Christian tidak diketahui, apakah mereka juga ikut tertangkap, mati
terbunuh atau sudah terjual.
link youtube : http://www.youtube.com/watch?v=cvCjyWp3rEk&feature=player_embedded
Pada tahun 1969, Anthony Bourke dan
John Rendall, dua orang sahabat, terkejut ketika menemukan seekor anak
singa berusia 6 bulan di toko binatang Harrods yang sedang kesepian.
Kondisi
bayi singa itu sungguh menyedihkan. Si singa kecil dikurung didalam
sebuah jeruji yang sangat kecil. Suara parau sang singa kecil menyentuh
hati kedua pemuda ini dan lalu mereka membelinya dan memberikan nama
Christian pada bayi singa itu. Mereka bertiga akhirnya tinggal disebuah
rumah di London.
Mereka pun memperlakukan Christian seperti
layaknya sahabat. Mereka bermain bola bersama, makan bersama, nonton
bersama dan jalan-jalan bersama. Mereka menjadi tiga sosok sahabat yang
tidak terpisahkan.
Sembilan bulan telah berlalu,Christian telah
menjelma menjadi singa dewasa dan lingkungan rumah mereka yang kecil
tidak cocok lagi untuk Christian untuk berlari-lari bebas seperti halnya
waktu ia kecil dahulu. Ditambah lagi dengan tetangga yang resah dan
ketakutan melihat sosok seekor singa jantan besar berlarian dilingkungan
mereka.
Walaupun sedih, Anthony dan John memutuskan untuk
mengembalikan Christian ke Kenya, Afrika, di bawah pengawasan ahli hewan
buas untuk mengembalikan sifat alami Christian dari “sahabat manusia”
menjadi hewan buas. Jika tidak, Christian tidak akan dapat bertahan di
alam liar.
Selama beberapa bulan Christian di karantina di
Afrika, para ahli meminimalisir kontak Christian dengan manusia terutama
dengan pemiliknya. Selama itu, kata pengawas, Christian tampak murung
dan sedih. Berkali-kali ia mengaum parau, mungkin memanggil kedua
majikan sekaligus sahabatnya, John dan Anthony.
Meski John dan
Anthony ingin menemui Christian, akan tetapi para pakar melarangnya,
karena dikhawatirkan dengan keahdiran mereka berdua akan menghambat
proses pengembalian insting alamiah singa sebagai hewan liar yang bebas
dan ganas.
Akhirnya, Christian berhasil menemukan jati dirinya
sebagai seekor singa jantan. Ia pun dilepaskan kealam bebas walaupun
masih dipantau oleh para ahli. Awalnya, Christian mendapat kesulitan
untuk menentukan wilayah kekuasaannya dan membuat kawanan, karena
beberapa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh singa jantan lainnya dan
tentu saja para singa betina sudah dikuasai oleh para singa jantan
tersebut. Christian memerlukan kawanan.
Karena seekor singa tidak
akan bisa bertahan tanpa kawanan. Biasanya, dalam satu kawanan
sedikitnya terdiri dari 3 ekor singa, satu jantan dua betina. Karena
dalam kawanan hanya boleh dipimpin oleh satu singa jantan. Semakin kuat
sang singa jantan tersebut maka akan makin banyak singa betina lainnya
yang bergabung dalam kawanan tersebut. Oleh karena itu, para singa
jantan muda akan keluar dari kelompok mereka lalu membentuk kelompok
sendiri diwilayah lain.
Inilah masalah pertama yang harus
dihadapi oleh Christian. Ia harus membentuk kelompok agar bisa bertahan
hidup. Karena, singa tidak akan bisa berburu jika hanya sendirian.
Perburuan yang mereka lakukan selalu dalam bentuk kerjasama kelompok
yang kompak.
Para singa betina bertugas untuk mengejar dan
membuat lelah si mangsa, jika mangsa sudah lelah maka sang singa jantan
akan melakukan tindakan final untuk mengakhiri nyawa si mangsa dengan
menggigit leher si mangsa sampai mati atau istilahnya “finishing touch”.
Semakin besar jumlah singa dalam satu kawanan, maka semakin besar
ukuran mangsa mereka. Seperti badak, gajah, banteng dan lain-lain.
Karena
itu, John dan Anthony sangat mencemaskan keadaan Christian. Karena
tidak jarang para singa jantan akan mati dalam perkelahian untuk
mendapatkan atau mempertahankan wilayah atau kawanan dengan singa jantan
lainnya, atau mati terbunuh oleh mangsa buruan mereka.
Jika
singa jantan tidak hati-hati dan menyerang si mangsa tidak tepat pada
waktunya (si mangsa belum kelelahan) maka tak ayal lagi singa jantan
akan mati di banting ke batu ketika mangsanya memberontak saat lehernya
digigit oleh si singa jantan, diinjak atau bahkan diserang balik oleh
sang mangsa.
Akan tetapi, laporan-laporan yang mereka dapatkan
dari si pengawas menunjukkan perkembangan positif yang berhasil dicapai
oleh Christian. Christian berhasil mendapatkan kawanan dan bahkan ia
berhasil menjadi ketua kawanan yang dalam jumlah yang besar.
Perkembangan Christian ini sedikit melegakan hati John dan Anthony.
Setelah
satu tahun lebih mereka berpisah, akhirnya John dan Anthony memutuskan
untuk mengunjungi Christian di Afrika. Ahli singa dan pengurus hutan
lindung di Afrika mengatakan bahwa Christian sudah hidup bersama
singa-singa lainnya dan menjadi liar. Dan pengurus hutan lindung itu
juga mengatakan kalau Christian tidak akan mengenali John Rendall dan
Anthony. Mereka semua melarang mereka untuk menemui Christian, Karena
singa itu tidak akan mengingat mereka lagi dan tentu saja akan
mengakibatkan kematian terhadap mereka berdua.
Anthony dan John
tidak perduli. Mereka percaya, ikatan persahabatan yang terjalin
diantara mereka bertiga sangat dalam. Christian tidak akan menyerang
mereka. Christian pasti tetap mengingat mereka berdua.Akhirnya mereka
memutuskan untuk berangkat ke hutan Afrika dan mencari Christian. Salah
satu orang teman mereka tertarik dengan kejadian ini dan ikut bersama
mereka untuk merekam pertemuan ini.
Setelah berjam-jam pencarian,
akhirnya mereka menemukan Christian di dekat daerah pegunungan. Teman
John dan Anthony yang merekam kejadian ini menahan nafas tegang ketika
ia melihat sesosok singa jantan besar yang berlari menuruni batu-batuan
disana dan berlari kearah mereka. Hanya John dan Anthony saja yang
bersikap santai dan tersenyum lebar seolah-olah menyambut teman lama
mereka.
Sesuai dengan dugaan John dan Anthony, Christian tidak
melupakan mereka. Christian terlihat sangat gembira melihat dua wajah
manusia yang sangat ia cintai itu. Christian bergantian memeluk dan
mencium wajah John dan Anthony bertubi-tubi sebagaimana kebiasaannya
ketika ia kecil dahulu. Ketiga sahabat dekat itu akhirnya bertemu
kembali dan mereka bercengkerama satu sama lainnya selama berjam-jam dan
kemudian berpisah lagi.
sumber: http://forum.tempointeraktif.com/node/814
Tidak ada komentar:
Posting Komentar